Friday, April 1, 2016

Tante Binalku

Sejak tinggal dirumah Tante Sasa, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah Tante kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wina. Menurut Tante Elsa, Tante Wina ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wina.
Raut muka yang cantik nggak berbeda jauh dengan Tante Sasa dengan postur yang semampai lagipula putih bersih membuat orang tidak mengira kalau Tante Wina adalah wanita desa. Satu- satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Wina orang desa adalah logat bahasanya yang bener-bener medok. Akupun langsung akrab dengan Tante Wina karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari Tante Sasa, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya tapi cukup besar untuk menyembul dari balik daster.
Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Wina haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan Tanteku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan. Dirumah, Tante Sasa sudah beberapa kali wanti-wanti padaku jangan sampe aku perlakukan Tante Wina sama sepertinya, rupanya Tante Sasa cemburu karena ngeliat kemungkinan itu ada.
Sampai suatu ketika Tante sedang pergi dengan Om ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama TanteSasa di sebuah motel deket rumah, biar aman. Disana sekali lagi Tante Sasa wanti-wanti. Aku mengiyakan,gairahsex.com aku berusaha meyakinkan. Setelah Tante dan Om berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Wina dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku menggoda Tante Wina dengan cerita-cerita menjurus porno tapi Tante Wina nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Wina, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi.
Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi. Hari mulai malam ketika Tante Wina masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wina menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wina tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Wina membasuh wajahnya. Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar.
Cerita Ngentot
cerita dewasa 2016,cerita dewasa terupdate,cerita dewasa terbaru,cerita dewasa,cerita bokep 2016,cerita bokep terupdate,cerita bokep terbaru,cerita bokep,
Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wina menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wina bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Tanpa sadar aku juga mengerang dan spermaku berhamburan di antai. Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan.
Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wina sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku kabur, dari dalam kamar mandi Tante Wina memanggilku lirih.
“Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wina.
“Ma ma maafin,” jawabku gagap.
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Wina lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi. Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa menunggu hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejap aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk.
Kulihat Tante Wina melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan.
“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wina.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku di tampar, hahaha,” balasku. Tante Wina memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Wina tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang desa atau kota ya. Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wina membungkuk dan melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali.
Lama Peniskuku dihisapnya, nikmat sekali rasanya. Tante Wina lebih rakus dari Tante Sasa. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas mengisapku, tante Wina mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wina menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Wina.
“Andi kamu hebat, pantesan si Sasa puas selalu,” cerocos Tante Wina.
“Emangnya Tante Wina tau?” jawabku disela aktifitas menjilat.
“Ya Tantemu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia wanti- wanti jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Wina. Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wina.
“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Ndy, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wina lagi. Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.
Masih dalam posisi mengangkang di bibir bak mandi, kuarahkan Mr. happy ke vaginanya. Tante Wina mengerang dan merem melek setiap kugenjot dengan batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri,gairah sex.com kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Mr. Happy masih tetep aktif keluar masuk. Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Wina menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Wina mendesis- desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.
Beberapa menit kemudian Tante Wina memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener- bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Perlahan tangan kanannya memegang Mr. Happy,gairahsex.com sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Wina sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat. Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona. Dia meringis, mengerang dan berteriak.
“Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya. Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali. “Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku. Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kugenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wina memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai.
“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.
“Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”. Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wina dan kamipun mandi bersama. Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan
Tante Wina yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wina langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi. Selama 2 hari Tante Sasa di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Wina. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Wina tinggal dirumah Tante Sasa. Selama itu pula aku kucing- kucingan bermain cinta. Aku harus melayani Tante Sasa dan juga bermain cinta dengan Tante Wina. Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua- duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya

No comments:

Post a Comment