Saturday, March 26, 2016

"Lopo", Simbol RI di Perbatasan Wini

Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan sembilan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) selesai pada akhir 2016. Karena merupakan beranda depan wilayah Republik Indonesia, PLBN memerlukan perhatian lebih.
Salah satu PLBN yang dibangun adalah di Nusa Tenggara Timur, yaitu PLBN Wini. PLBN ini memiliki luas lahan 4,42 hektar. Sebagai manajemen kontraktor, PT Indah Karya mengeimplementasikan unsur lokal dalam pemilihan material dan filosofi desain.
Material batu merah banyak terdapat di Kecamatan Insana Utara. Selain untuk menunjukkan lokalitas, penggunaan material lokal juga merupakan salah satu usaha konstruksi hijau (green construction).
Lopo merupakan bangunan khas Kabupaten Timor Tengah Utara dan diletakkan di depan bangunan utama sebagai simbol kawasan.
Menurut tradisi, Lopo adalah tempat tinggal kaum laki-laki. Bangunannya semi terbuka, sehingga kesan volume terasa kuat. Hal ini disebabkan adanya unsur linear vertikal yang dibentuk oleh kolom dan bidang naungan berupa atap.
Struktur PLBN Wini juga memadukan partisi dari bilah bambu, atap ringan dengan desain tropis monumental, dinding batu tektonik, dan platform hirarki ruang.
PLBN Wini memiliki luas lantai 5.025,7 meter persegi. Dari total ini, bangunan utama PLBN memiliki luas 4.292 meter persegi.
Bangunan utama sebagai peneduh, menggunakan tanaman sekitar yaitu pohon. Di dinding bangunan utama, dirancang juga dinding pamer sebagai galeri budaya yang memperlihatkan budaya lokal.
Berdasarkan rencana induk, zona inti PLBN Wini terdiri dari bangunan utama, pencucian mobil, jembatan timbang, pemindai kendaraan, pemeriksaan kedatangan kendaraan kargo, dan pemeriksaan terpadu mobil pribadi dan umum.
Juga terdapat gudang sita berat dan ringan, lapangan penimbunan, utilitas, kennel, check point, monumen garuda, gerbang tasbara, tiang bendera, parker tamu negara, helipad, dan Lopo.

No comments:

Post a Comment